Sunday, March 14, 2010

Romo Loogman Tutup Usia


Romo Loogman atau Romo Hendrikus Handoyo Loogman MSc (73), ahli pengobatan alternatif radiesthesia, tutup usia di Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta, Selasa (9/3) pukul 08.00. Dari diagnosis dokter, almarhum meninggal karena kelelahan otot jantung dan kurang asupan oksigen dalam darah.

Misa rekuiem untuk almarhum diselenggarakan di Gereja Santa Perawan Maria, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (10/3) pukul 19.00. Hari Kamis pagi, jenazah dimakamkan di Pemakaman Kaliori, Banyumas, Jawa Tengah.

Bruder Maxi Dumanauw MSc yang mendampingi almarhum di saat-saat terakhir, Rabu, menuturkan, kesehatan Romo Loogman menurun sejak Jumat (5/3). Ketika itu badannya terlihat lemas. Pada Sabtu (6/3), kondisinya makin memburuk sehingga Romo Loogman hanya mampu makan dengan disuapi di meja makan. Hari Minggu lalu Romo Loogman tidak mampu bangun dari tempat tidur karena lemah dan demam tinggi.

Karena menolak dibawa ke rumah sakit, dokter didatangkan ke kediamannya. Dokter mendiagnosis, Romo Loogman menderita hipertensi, diabetes melitus, dan terduga stroke. ”Dokter menyarankan agar Romo segera dibawa ke rumah sakit,” katanya.

Pada Senin (8/3) pagi, Romo Loogman dibawa ke RS Panti Rapih, Yogyakarta. Dari hasil CT scan tidak ditemukan ada penyumbatan atau perdarahan pada otak. Kendati demikian, dengan mempertimbangkan kondisi tubuh yang lemah, Romo Loogman dirawat di ruang intensive care unit (ICU).

Namun, kesehatan Romo Loogman tidak kunjung membaik. Tekanan darahnya terus menurun hingga mengembuskan napas terakhir hari Selasa.

Romo Loogman adalah perintis pengobatan alternatif radiesthetik medik, yaitu teknik pengobatan yang mengandalkan kepekaan pengobat untuk mendeteksi penyakit melalui gelombang elektromagnetik. Romo Loogman pertama kali mengobati pasien tahun 1972 di Tegal dan selanjutnya dikembangkan di Purworejo. Klinik pengobatan dengan metode ini dibuka di Purworejo, dan Bogor, Jawa Barat.

Ketua Lembaga Radiesthetik Medik Romo Tarcisius Wignyosoemarto MSc mengatakan, selama hidup, Romo Loogman selalu membagikan ilmunya kepada orang lain. (EGI)